*Kisah
Fajrin / Volunteer Griya Schziofren / FMIPA UNS
Dunia ini masih seluas yang kita impikan dan
banyak hal yang harus kita ketahui dan terkadang kita diminta untuk mengenalnya
lebih dalam agar “mengerti” apa maksud dari semua itu. Kita
masih ada banyak waktu untuk mencari dan menambah pengalaman unutk menelajahi
dunia yang begitu fana ini. Berjalan di sekeliling alam, sepanjang perjalanan aku
mengenang sebuah kisah masa lalu yang sedang bercengkrama di benakku tepat
ketika aku melihat keindahan-keindahan yang muncul di sektarku.
Inilah sepotong episode ku di masa
kini dengan sahabat-sahabatku. Episode sejarah yang membuat ku
ingin merasakan bahagia dengan merubah pilihan langkah di hidup ku tentunya bersama sahabat-sahabatku
di Griya Schizofren. Di
setiap sudut itu menyibak kisah tentang orang- orang
yang belum dimanusiakan oleh manusia yaitu ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Saat
mendengar kisah salah satu mereka yang katanya ODGJ, cerota-cerita itu seraya tak
pernah hilang dari ingatan. Aku bersama sahabat-sahabatku mencari cahaya terang, dari potongan-potongan
episode masa lalu yang kerap di
ceritakan oleh warga disana, yang kami sapa dengan sebutan princess Hayu. Aku
merasa hidup teramat kejam hingga akhirnya membuat princess Hayu mengalami
ganguan secara kejiwaan.
Banyak hal yang kupelajari dari kisah
hidup yang diutarakan oleh princess Hayu dimana kita harus berjuang mengahadapi
hidup, harus semangat menjalani semuanya karena Allah
selalu mengabulkan do’a-do’a orang yang teraniaya. Dari sanalah aku mendapat
pengalaman hidup yang sebenarnya. Ya, dari komunitas Griya Scizofrenlah
aku mempelajari banyak hal. Mulai dari pengalaman
hidup, menghargai waktu, hingga hal yang kerap kali terlupakan yakni peduli
dengan sesama. Awal mula tahu komunitas Griya Scizofren
yaitu dari sahabatku, Arum, dia
mengajak teman-temanku di fisika dan dia sangat antusias dalam hal seperti
itu, padahal kita dari mahasiswa sains. Dari kebosanan mengeluti
dunia sains aku mencoba untuk ikut komunitas dan dengan mengikuti banyak kumunitas kita tahu dimana
letak passion kita.
Setelah aku mengikuti Griya Schizofren, aku tidak hanya
tahu tentang sosial tapi juga mengenal banyak orang-orang hebat, kita yang ikut
volunteer Griya Schizofren
juga diberikan bekal untuk menambah pengalaman kita dengan bertemu orang-orang
hebat. Griya schizofren didirikan oleh Triana Rahmawati, itulah nama yang sangat terkenal dikalangan atas.
Pertama kali bertemu dengan mbak Tria sungguh sangat hebat
orang ini, dia seorang mahasiswa yang masih peduli dengan ODGJ dan dari
situlah aku mengerti tentang Griya Scizofren
setelah di jelaskan oleh mbak Tria. Di Griya Schizofren kita
menjadi volunteer tidak hanya diajari tentang
bersosial tapi volunteer Griya Schizofren
juga diajak ikut lomba oleh mbak Tria. Dia ingin kita sebagai volunteer
tidak hanya tahu tentanng sosial tapi juga tahu bagaimana untuk mengembangkan Griya Schizofren
menjadi lebih maju dan lebih baik lagi agar orang tahu ada orang yang harus di
manusiakan dan ada orang yang butuh sebagian dari
kebahagian kita.
Mbak Tria sering bilang bahwa sodahkoh
tidak hanya dengan uang, tapi dengan meluangkan
sedikit waktu kita untuk orang-orang yang membutuhkan kita. Itu
juga namanya sodakoh. Pas banget bagi mahasiswa yang
tidak punya banyak uang tapi ingin bersodakoh
haha. Tapi sadokoh waktu jangan di salah gunakan. Aku dan
sahabat- sahabatku sangat terinpirasi dengan adanya komunitas ini. Banyak kisah
inpiratif yang diajarkan dari mereka yang terpinggirkan karena dianggap
bermasalah dengan kejiwaannya. Aku dan volunteer lainnya
sangat berhati-hati dalam melangkah karena masih banyak hal yang belum kami
tahu.
Saat peertama kali aku ke Griya Peduli
PMI, sejujurnya aku takut karena kita
langsung bertatap muka dengan warga di Griya.
Aku tidak masuk ke dalam, karena ada rasa takut untuk berinteraksi
langsung dengan mereka. Aku terharu melihat mereka. Mereka ada di bangsal, tampak
sangat menyedihkan jika membayangkan “bagaimana jika aku yang ada di posisi
mereka?”. Namun lama kelamaan kami menjadi terbiasa, akhirnya aku berani memutuskan
untuk ikut masuk dan mencoba langsung ikut berinterksi langsung dengan mereka.
Ternyata seru! Seru ketika kita berani mengalhkan ketakutan kita sendiri. Di
dalam bangsal niat kami menghibur, tapi ternyata kami yang terhibur. Kami bisa
tertawa lepas, bernyanyi, menari hingga bercandaan yang tak pernah bisa kita
dapati di tempat lain.
Nah lebih menarik lagi ternyata di situ
juga ada terapi membuat kerajinan tangan
yaitu membuat bross dari kain perca. Jujur saja aku sendiri tidak bisa
membuatnya dan aku yang di ajari oleh mereka. Mereka kece banget! Dan hasil
dari kerjinan itu di jual ke pembeli. Banyak yang bertanya itu dari mana, yang
buat sispa, gimana caranya, dan
mereka kaget, tidak
menyangka, ketika kami mengisahkan siapa yang membuat karya ini
semua. WOW keren mereka bisa!
Bu Endang adalah orang yang mendampingi
mereka dan mengajari kami. Banyak dari
kita maupun masyakarat lainnya takut dengan mereka, banyak juga yang memandang
rendah meraka, sungguh sangat menyakitkan padahal mereka hidup terasing dan
terpinggir. Dari cerita mereka, mereka
ingin bertemu dengan keluarga, berkumpul dengan anak-anaknya, merindu dengan
ibu nya. Mereka ingin
pulang. Bahkan mereka kerap mengaji jika mereka merindu. Di griya ini banyak
manusia yang harus di manusiakan. Dan kita sebagai manusia, sudah sepantasnya
memanusiakan manusia.
Singkat cerita tak perlu kau simpan rasa
kepedulian mu terhadap orang-orang yang membutuhkan kepedulianmu, sedekahkan
sedikit waktumu untuk orang-orang yang menginginkan
waktu luangmu. Entah itu keluargamu,
sahabatmu, atau orang-orang di sekitarmu.
Jalan hidup ini tak selamanya indah. Ada
suka, ada duka. Jalani
semua apa yang kita rasa dengan keikhlasan dan mengaharap ridho-Nya. Kita
pasti bisa karena semuanya akan kembali kepada yang menciptakan
kita. Setiap langkah kita dan setiap perbuatan kita
akan mendapatkan catatan, kisah dan kenangan tersendiri bagi kita.
Inilah sepotong episodeku di Griya Schizofren bersama
sahabat-sahabatku yang membuatku ingin selalu
mengenangnya. Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain!
Semangat
Bermanfaat!
Fajrin
Rawasiyyah
Volunteer
Griya Schizofren
Tidak ada komentar:
Posting Komentar